MAHASISWA....,
ya gw mahasiswa. Semua berawal kurang lebih tiga perempat tahun yang lalu saat
gw memutuskan tuk hijrah ke Yogyakarta yang katanya kota “Pelajar”. Entah kenapa
kota ini di juluki sebagai kota “Pelajar”, apakah karena banyaknya kampus yang
bila dihitung hampir beratus-ratus banyaknya atau karna hal lain yang mungkin
biasa orang bilang sebagai “Pencitraan..” entahlah gw ngga tau pasti.
Tiga tahun
memanglah bukan waktu yang sebentar, tapi bukan pula waktu yang lama bagi
seorang pe-Rantau kaya gw ini, soalnya hampir tiap selesai jenjang suatu
pendidikan gw memutuskan tuk hijrah alias merantau. Ya merantau..., gw
memutuskan kegiatan yang menurut gw ekstreme ini ketika kelas 5 Sekolah Dasar. Saat itu entah mahluk apa yang berbisik di kepala
gw hingga membuat gw yang kala itu masih lugu, polos dan manja memilih merantau
di kampung orang.
Tahun 2002
seingat gw. Kala itu gw masuk ke sebuah pondok pesantren yang masih satu
kabupaten dengan rumah gw yaitu “CIBADUYUT”, yang jaraknya pun sampai saat ini
ngga gw tau antara Rancaekek-Cibaduyut itu berapa mil jauhnya. Yang pasti.., Hampir
semua mahkluk di kota Bandung tau kalau Cibaduyut ialah daerah penghasil sepatu
kulit berkualitas internasional. Tapi ngga semua makhluk tau kalau disana
terdapat pondok pesantren yang punya kualitas di atas internasional atau bisa
gw bilang kualitas Dunia-Akhirat hahaha..
Saat itu hal
yang pertamakali gw lakukan setelah masuk pondok dan di tinggal pergi keluarga
ialah menangis, mungkin karena ke-luguan dan sifat manja gw yang kala itu sedang
diatas normal, alhasil gw nangis, meskipun sudah di cekoki berbagai bekal yang
banyak oleh keluarga tapi tetap saja airmata sebesar biji jagung itu tak mau
berhenti, mungkin karena waktu itu Usia gw masih 9 atau 10 tahun-an. Dan menurut
gw suatu hal yang wajar dilakukan seorang bocah, bila ia merasakan takut atau
terasing di suatu tempat yang tak ada seorang-pun ia kenal ialah menangis.
Singkat cerita,
beberapa bulan kemudian gw sudah bisa mengendalikan airmata jagung yang
sebelumnya kerap meluncur indah dipipi bila suasana hati “Gundah Gulana”
*ceilehh masih bocah udah tau gundah gulana* hahaha.. dan menurut gw, suasana
itu bisa mempercepat proses kedewasaan. Jadi gw yang kala itu seorang bocah
manja dituntut tuk menjadi bocah mandiri, yang dari mandi pun kudu bawa alat
mandi sendiri sampai segala hal yang mesti dilakuin sendiri seperti melipat
baju yang rapih, trus di masukin ke lemari sendiri, sapu asrama sendiri, dan
masak.., eh ngga ding, masak mah masih dimasakin sama ibu dapur asrama hehe. Tapi
intinya kala itu gw jadi bocah super yang agak sedikit berbeda dengan
bocah-bocah seusia gw di rumah.
Kayanya bersambung
dulu deh ceritanya, cuaca di sini lagi kurang bersahabat.., alhasil gw kena
efeknya. dialah Flu dan batuk yang selama 2 hari ini menemani siang dan malam
gw haha.
So .. wait and
see ya
Total waktu rantau : 2 tahun
Total waktu rantau : 2 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar